permukaan laut tampak begitu tenang
riap-riap kecil berdansa, tak mungkin membuat badai
perlahan mencoba menyelami ke dalam mangkok bumi itu
untuk beberapa saat, cahaya matahari masih mampu memberi penerangan
namun beberapa saat itu berlalu sudah
semakin dalam, semakin gelap.
hingga mata akhirnya terbiasa melihat dalam kegelapan
begitu tenang.
tiada teman, tiada suara.
semuanya begitu nyaman.
namun ketika sebuah kapal selam melewati area itu
memberi penerangan cukup
cukup untuk melihat puing kapal-kapal karam
cukup untuk melihat kerusakan rantai kehidupan di dalam sana
cukup untuk melihat segala kehancuran
laut bukan lagi menjadi tempat yang tenang
maka berlarilah
selamatkan dirimu
namun bumi tetap merengkuh
membiarkan hitam tetap hitam
dan airmata tak sanggup terbendung
cahaya. inginkan cahaya.
engkau dimana, matahari?
tapi jangan perlakukan aku seperti bulan
ditemani beribu bintang
namun sepi merangkul
dinapasi matahari
namun tiada bersentuhan dengannya