Di suatu masa, kala pedang dan kuda masih menjadi atribut wajib para lelaki, hiduplah seorang pangeran bernama Pangeran Rytarus. Pangeran Rytarus adalah seorang putra mahkota dari sebuah kerajaan yang terkenal dengan masyarakatnya yang berbicara kasar namun berhati baik.
Sang Raja ingin sekali mempersiapkan Pangeran Rytarus dengan sebaik-baiknya untuk menggantikan dirinya. Bila saatnya tiba, Raja sangat ingin putra mahkotanya menjadi raja yang arif dan bijaksana.
Pangeran Rytarus, dikarenakan kepintaran dan kecerdikan yang luar biasa, tumbuh menjadi pangeran yang selalu ingin tahu akan banyak hal. Dan ya, dia belajar banyak hal.
Sayangnya, selain pintar dan cerdik, Pangeran Rytarus pun adalah seorang yang sangat impulsif. Banyak hal yang tiba-tiba terlintas di pikirannya harus langsung dikerjakan. Bila tengah dikerjakan dan Sang Pangeran merasa bosan, dia akan langsung berhenti saat itu juga.
Sayang, teramat sayang, karena hal itupun, Pangeran menjadi cepat bosan denga ilmu yang harus dipelajarinya sebagai calon pengganti Raja.
Baru separuh ilmu sebuah bisang dikuasainya, keinginannya berubah, ingin mempelajari ilmu yang lain. Begitu seterusnya. Berkali-kali, hingga Raja merasa sangat sedih akan perbuatan putra kebanggaannya ini.
Suatu saat, Raja mengeluarkan titah bagi Pangeran, "Ini adalah kesempatan terakhir yang akan kuberikan padamu. Kau harus benar-benar menuntaskan pelajaranmu, atau berhentilah selamanya."
Pangeran Rytarus bertekad sungguh untuk tidak mengecewakan ayahandanya saat ini. Dia harus berhasil. Dengan segala kepintaran dan kecerdikan yang dimilikinya, Pangeran Rytarus mulai kembali mendalami ilmu sebagai bekal untuk menjadi raja.
Dalam masa itu, di sebuah acara ramah tamah bersama putra putri dari kerajaan-kerajaan tetangga, dia bertemu dengan seorang putri, Putri Legicia.
Demi melihat sang putri tertawa ceria diantara kawan-kawannya, sifat impulsif Pangeran Rytarus kembali muncul. Jatuh hati pada sang putri.
Keesokan harinya, saat matahari masih malu-malu menampakkan wajahnya di ufuk timur, Sang Pangeran mengirimkan kurir pembawa pesan kepada Putri Legicia. Menanyakan kabar Sang Putri di pagi hari.
Saling berkirim pesanpun berlanjut. Hingga beberapa waktu kemudian, Pangeran Rytarus meminang Putri Legicia. Tak dinyana, Sang Putri menerima pinangan itu, walaupun dia memliki alasan yang berbeda dengan Pangeran Rytarus.
Babak baru dalam kehidupan mereka pun dimulai. Ternyata, oh ternyata... Putri Legicia mempunyai sifat utama yang sangat bertolak belakang dengan Pangeran Rytarus. Jika Pangeran adalah seorang yang sangat impulsif, maka sebaliknya Putri Legicia adalah seorang yang sangat senang akan hal-hal terencana dan terstruktur. Bahasa kerennya, Well-Organised.
Seringkali terjadi bentrokan keras akibat hal ini.
Bintang-bintang di langit pun kemudian menjadi saksi tawa dan tangis kedua anak manusia ini.
Putri merasa tak nyaman dengan ke-impulsif-an Pangeran Rytarus. Hampir setiap kali mereka sudah merencanakan sesuatu, Pangeran akan mengajak Putri melakukan hal lain yang saat itu terlintas di pikirannya.
Suatu saat mereka berencana akan pergi menonton pertunjukan di kota. Pangeran Rytarus berjanji pulang lebih cepat dari tempat dia menuntut ilmu. Putri menunggu dengan setia di rumah sambil berdandan mempersiapkan diri untuk pergi bersama Pangeran, Saat pulang tiba. Pangeran memang pulang tepat pada waktunya. Membawa kue-kue untuk Sang Putri dan mengajaknya untuk nonton pertunjukan para penyanyi istana. Tiba-tiba saja Pangeran merasa rindu untuk menonton mereka. Jadilah, mereka berdiam di dalam istana menonton pertunjukan itu.
Itu kisah ke-impulsif-an Pangeran. Jika sudah begitu, Putri Legicia yang sudah menyusun matang-matang rencana kepergian itu akan mulai dengan pertanyaan-pertanyaannya. Seperti....Mengapa ingin diam di istana saja ? Mengapa tak ingin menonton pertunjukan di kota lagi ? Apakah ada yang disembunyikan ?
Pangeran Rytarus pun jadi tidak mengerti. Apa yang disembunyikan? Dia hanya ingin menonton pertunjukan di istana, tak ada perihal lain. Mengapa Putri selalu bertanya 'apa..', 'mengapa..', 'kapan..' padanya ? Pangeran tak habis pikir.
Pangeran Rytarus selalu berpikir,
hidup ini indah, mengapa harus dirisaukan apa-apa yang akan terjadi nanti ?
Putri Legicia pun mempunyai pemikiran sendiri,
hidup ini indah, jangan sampai karena melangkah tanpa rencana malah merusak keindahannya.
Pernah dengar cerita tentang asal mula lelaki dan perempuan, bahwa tadinya mereka adalah satu ? Satu tubuh namun dengan dua wajah yang saling membelakangi. Hingga akhirnya mereka melihat dunia dari dua sisi yang berbeda. Pangeran Rytarus dan Putri Legicia pun demikian.
Namun, sekeras apapun bentrokan yang mereka alami, Raja Langit masih terus melindungi dan merangkul mereka menjadi satu. Oleh karena itu, mereka masih terus bergenggaman tangan walaupun terkadang saling membuang muka.
Keadaan itu memaksa mereka untuk terus saling mempelajari satu sama lain.
Perlahan, Putri Legicia mulai bisa menerima sifat impulsif Pangeran hatinya itu. Dia memilih menikmatinya, ketimbang Semakin kesini, sering Sang Putri hanya tertawa dalam hati melihat sikap Pangeran. Walaupun terkadang dia harus benar-benar meredakan kesal di hatinya atas sikap Pangeran Rytarus yang terkesan seenaknya.
Pangeran Rytarus pun tampak mulai nyaman dengan Putri Legicia. Hatinya menjadi lebih lembut dibanding sebelumnya.
Suatu malam, Pangeran berbisik pada Putri, "Aku tahu risaumu akan aku yang selalu berubah. Maafkan aku, banyak menjanjikan namun sering mengingkari. Satu janjiku yang tetap akan kupegang. Aku ingin menikmati hari bersamamu, tersenyum denganmu dan hidup baru setiap harinya."
Dalam diam, Putri Legicia mengaminkan janji Pangeran Rytarus itu.
Semoga Raja Langit pun mendengar dan tetap melindungi mereka.
Sehingga mereka bisa hidup bahagia selamanya.