August 31, 2004
Kubu Kiri
A boleh tapi B harus

Kubu Kanan
A harus, B sama sekali ga boleh

Duh..... :(

No mercy.

Quote dari seorang sahabat (royaltinya minta sama my knight shining armor ;p) :
menghadapi sesuatu itu bukan dengan kita berhadap-hadapan, tapi dengan bersisian menghadap ke arah yg sama

we do.
still me @ 10:38 AM and your 1 comments

August 23, 2004
Wah.. ternyata udah 12 hari gw ga posting.
Kemana aja loe Ta? Kay, kita mulai review nya.

Di postingan terakhir gw berucap syukur tanpa penjelasan panjang. heheh.. buru-buru soalnya waktu itu. Jadi gini, gw dapet beasiswa dari Program Pascasarjana FE UI. Gw emang ketrima (lagi) di Program Studi Ilmu Manajemen dengan kekhususan Keuangan. Ujiannya gampang kok. Beneran! Tahun depan kalau ada yang mau ujian, gw pinjemin bukunya yah. Beasiswa yang gw dapet itu berlaku sampai 3 semester. Tapi per ganti semester hasil gw mesti di review lagi. IPK gw minimal mesti 3,3. Kalo kurang dari segitu, ditarik lagi kali yah... Gitu deh..


Terus, tanggal 12 nya, gw ke Ambon. Rencananya 12 pagi, tapi Ms. Lelet ini telat! Jadinya gw beli lagi tiket buat brangkat 12 malem. Nyampenya 13 pagi di Ambon. Perbedaan 2 jam lebih dulu dari Jakarta, bikin jarak jadi jauh :(
Disana gw ngapain ajah yah? Banyak juga sih. Ntar deh, kalo gw bisa merampungkan semuanya kedalam satu tulisan, gw bakal posting.
Yang pasti, segala macam memori yang udah mengendap kembali lagi ke permukaan. Dan gw kembali ke Jakarta membawa 1 kardus foto-foto. Hmm.. itu masih belum kebawa semua sih. masih ada 2 kardus yang lebih gede lagi ukurannya disana.

Kembali ke Jakarta, tanggal 16. Gw sibuk ngurus registrasi, dll. Gw ga ada waktunya. Di kantor sibuk banget. Ada sistem baru yang sedang di develope. Uhm.. sekarang lagi try-out sih.

Nah, jumat-sabtu kemaren gw ikut outing mahasiswa baru di hutan UI. Acaranya mulai dari jumat pagi. Tapi gw bisa ikutnya baru jumat malem. Lumayan, masih kebagian Deddy Corbuzier. Seneng ngeliatnya.

Sabtunya Outbond Activities. Gw maenan di pohon. Manjat pohon setinggi kurang lebih 10 m, trus terjun bebas ke bawah. Iyah, bungee jumping namanya. :D Ada beberapa lagi games nya, tapi ga jauh dari manjat pohon deh. Duh....At least, gw bisa mengatasi rasa takut gw terhadap tempat tinggi.
still me @ 11:25 AM and your 0 comments

August 11, 2004
Puji Tuhan...
still me @ 9:53 AM and your 0 comments

August 06, 2004
"Last night, he asked me to marry him," Marian membuka pembicaraannya siang itu dengan Arthur.
Arthur tersenyum. Dia sangat mengerti keinginan Marian untuk segera menikah.

"Tapi masih ada yang menjadi ganjalan dalam hatiku."
"Apa lagi ?"
"Kehamilanku ini."
"Loh.. bukannya akan lebih baik jika dia menikahimu ?"

"Thur, kamu tahu sendiri masalah kehamilanku. Janinku sangat lemah. Aku ingin memastikan dulu janinku benar-benar kuat, setalah itu baru aku akan lebih lega menjalankan rencana pernikahan itu. Aku takut, setelah menikah dan aku keguguran, dia akan menyesalinya."
"I see.. Well, jadi alasannya demi janin di perutmu? Bukan karena dia memang mencintaimu?"

"Dia mencintaiku."

"Kalau memang seperti itu, berarti apa yang harus ditunggu ?"
"Really ? Kalau kamu di posisi dia, laki-laki yang akan menikahiku, terus aku keguguran, apa yang akan terjadi ? Maksudku, mungkin untuk beberapa saat kita akan bersedih bersama, sesudahnya... apa ? I've seen one before. Si laki-laki stres, karena ternyata setelah dia menikahi perempuan yang dihamilinya, perempuan itu malah keguguran dan tidak hamil lagi dalam waktu yang lama."

"Hey, hey... pola pikir orang kan berbeda-beda"

Marian menarik napas panjang.
"Mungkin aku terlalu paranoid melihat dia begitu ngga stabil"

"Kalau aku yang di posisi dia, dan aku menikahi seorang perempuan atas dasar cinta... mau keguguran, mau ngga bisa hamil lagi... ngga ada yang bisa merubahnya. Seorang temanku, istrinya beberapa kali keguguran dan sampai sekarang belum punya anak, tapi masih baik-baik saja perkawinannya."

"Jadi, apakah aku akan membiarkan dia terjun bebas jadi suami dan calon bapak?"

Arthur mengerutkan keningnya, menatap bingung ke arah Marian.
"Kamu sendiri maunya seperti apa ?"

"Aku ingin janinku sehat. Aku ingin dia jadi suamiku. Aku ingin dia tulus menjalani semua itu. Dan aku tahu, dia memang tulus, dengan segala yang dia buat untuk aku selama ini. Beli susu, vitamin, menuruti keinginan-keinginanku, menjagaku.. Duh, mungkin aku terlalu bodoh. Aku bahkan sudah berpikir untuk menjalani semua ini sendiri."

"That's fine, tapi menurutku, jika kamu jalani ini bersama bapak calon anakmu, kenapa tidak ? My suggestion is marry him. It will lighten a lot of your problems. Memang itu bukan berarti tidak akan ada masalah-masalah baru lainnya. But it'll help both of you..."

"Tapi jika dia terus-terusan labil, lama-lama aku bisa turut labil juga."

"Kalian akan menikah demi cinta kan? Altar gereja pasti bisa membuat kalian lebih stabil."

--------------------------------------------------------

Sepenggal percakapan diatas, sepertinya terlalu extreme untuk dijadikan wacana. Tapi itu bisa saja terjadi di dunia nyata.

Untuk menikahi seseorang, kita perlu alasan-alasan yang kuat.
Tentu saja dengan ditambahi cinta di dalam alasan-alasan itu.

Namun bagaimana dengan mereka yang menikah hanya demi alasan-alasan tanpa cinta didalamnya?

Bagaimana denganmu ?
Apa alasanmu menikahi atau ingin menikahi pasanganmu ?

Apakah alasan-alasan itu sudah diwarnai dengan cinta ?
Sehingga, disaat suatu waktu nanti alasan-alasan itu terenggut oleh angin, kalian masih akan tetap bersamanya ?


Aku akan menikah...
...karena cinta membungkus seluruh alasanku.
still me @ 2:59 PM and your 0 comments

leon!E ~ Jan'2006