February 27, 2004
PENGEN HIATUS.
still me @ 3:19 PM and your 0 comments

February 24, 2004
RAPUH (Bag.II-Penghubung Antara Awal dan Akhir)
RAPUH (Bag. I) - 6 Februari 2004



Valium tidak akan pernah mampu membunuhku. Tidak saat lalu. Tidak saat ini. Perempuan beranjak meninggalkan tempat tidur. Matahari menyisakan sedikit cahaya di balik jendela kamarnya. Senja mulai merangkum hari. Satu hari kerja terlewat sudah. Perempuan membutuhkan ini. Bergelung sepi membunuh sedih.

Melepas baju satu-satu. Mencoba merasakan hangatnya air dalam bath tub. Lilin-lilin wangi menebar kerlip. Nyaman. Tenang.
Sudah berapa lama aku berkawan dengan barang itu ? Lima tahun. Lebih. Ya. Lama ? Baru. Whatever ! Hanya dia yang mampu membuatku sedikit melupakan kesedihanku. Dan saat kuterbangun, kepingan-kepingan kesedihan itu sudah tertata apik di sudut hatiku. Takkan tersentuh. Aku masih bisa tetap berjalan.
Perempuan terkenang masa-masa perkenalan dengan benda pelepas kesedihan bernama Valium itu. Masa yang sulit. Setidaknya menurut Perempuan.
Namun sepertinya, kenangan itu masih harus berdiam di tempat semula. Ada yang membunyikan bel pintu depan. Ah.. aku lupa. Lelaki berjanji akan datang malam ini. Ada perih. Ada sukacita. Baiklah..

Berpakaian rapih, menguakkan daun pintu, tersenyum kepada Lelaki. Terlebih melihat kantong belanja di kedua tangannya.
"Aku membawa sayur cinta, daging cinta dan rempah cinta", Perempuan tertawa mendengarnya bertutur, mengantar Lelaki memasuki pintu itu.

"Maaf lama menyambutmu. Aku harus menyempurnakan penampilanku lebih dulu."
"Untuk apa sih.. Aku mencintaimu adanya. Bukan karena penampilanmu."
"Kau yakin dengan ucapanmu ?" Teringat pesan di selularnya pagi tadi. Ingin mempermainkanku seperti biasanya kau terhadap perempuan ? Rasa percaya mulai menipis.
"Bungaku.. Aku mencintaimu, Perempuanku..."
Apakah kau yakin ? Dan bagaimana caranya kau dengan mudah mampu menyebutku sebagai Perempuanmu, sedangkan perasaanku tak pernah mengijinkanku menyebutmu sebagai Lelakiku ?
Perempuan meninggalkan Lelaki di dapur. Menuju kamar mandi. Sobat penghilang rasa sakitku akan membuatku tertidur kembali. Tak mungkin aku meninggalkan Lelaki begitu lama. Dia akan tahu. Mengunci pintu dari dalam, Perempuan mulai bercerita pada tembok kamar mandi.

Detik bergulir, Lelaki mulai merasa kehilangan Perempuannya. Mulai bermain perasaan tidak nyaman dalam dirinya. Berpikir keras, apakah tadi berkata sesuatu yang salah. Ketakutan yang sama kembali mengetuk dinding-dinding ketabahannya.
Pernah mendengar cerita-cerita itu dari bibir Perempuan. Tentang kecenderungan Perempuan untuk melukai diri sendiri. Tentang ketidakmampuan Perempuan mengendalikan perih di hati dan kemudian berserah pada hal-hal bodoh. Bayangan sosok rapuh yang kerap ditemui bila Lelaki secara sengaja ataupun tidak melukai perasaannya. Semakin rapuh dengan tatapan kosongnya. Walaupun selama ini yang ditemui Lelaki hanya sikap diam dan tatapan kosong, namun kengerian akan terjadi hal-hal yang buruk tetap mengusiknya.
Selama ini, dia berusaha keras menekan Perempuan. Memaksanya untuk menjadi kuat. Agar Perempuan mampu mengendalikan emosi dalam diri. Takkan sanggup bagi dia bila suatu saat nanti harus menyaksikan Perempuannya melukai diri.

Pintu kamar mandi tertutup rapat. Panggilannya tak berjawab. Merapat ke dinding, mencoba menangkap dan berharap ada sedikit suara di balik dinding itu. Suara isak lirih terdengar. Sayup. Tapi diikuti bunyi yang lain. Sesuatu dibenturkan pada dinding. Tapi bunyi itu berirama. Ya Tuhan !
"Perempuan, keluarlah ! Apa yang kau buat disitu ? Ya Tuhan.. berhentilah.. Jangan kau sakiti dirimu. Sayangi dirimu. Berhentilah.. kau membuatku takut Sayang..", Berteriak-teriak, Lelaki menggedor pintu itu.
Keputusasaan sudah mulai memuncak saat irama dari balik dinding itu berhenti. Perlahan pintu kamar mandi membuka. Seraut wajah bersimbah airmata tampak di balik pintu itu. Lelaki meraih wajah itu kedalam pelukannya.

"Apa yang kaupikirkan Perempuan ? Apakah tadi aku datang terlambat ? Apakh aku mengucapkan sesuatu yang salah ? Mari bicara. Jangan kau diam lantas melukai dirimu. Bicaralah Perempuanku.. Bicaralah.."
Tatapan kosong itu. Lelaki tak mampu menatapnya lebih lama. Perempuan menjauh.

Seperti tercekik, Perempuan mulai berbicara. Bercerita tentang kejadian pagi itu. Tentang suara-suara yang mengisahkan masa lalu Lelaki. Sekian lama suara-suara itu tak dipedulikan sedikitpun oleh Perempuan, namun kejadian pagi tadi... Dan dia terlepas, tak sanggup menahan deru bimbang yang menghentak kepercayaannya, membuat segala sesuatu menjadi ampas. Tak sanggup mengalami kejadian yang sama untuk kedua kalinya, biarpun dengan orang yang berbeda.

Lelaki membuang ego kelaki-lakiannya, menjelaskan segalanya. Bahwa semua itu adalah kesalahpahaman semata. Bercerita tentang mengapa dia mengirimkan pesan yang salah itu kepada seorang tersebut. Minta maaf karena lupa akan janjinya, selalu akan membicarakan hal-hal yang dianggap rawan terhadap hubungan mereka.

"Aku membutuhkanmu...", Lelaki diujung terjauh egonya. Perempuan senyap. Seperti selalu.
Sedang apa kau Lelaki ? Mencoba memanipulasi pikiranku ? Atau kau berkata sesungguhnya ?

Sentuhan lembut di lengannya membangunkan Perempuan dari percakapan batinnya. Menatap lurus ke mata Lelaki. Mencari.. mungkin sedikit kegelisahan. Setengah berharap untuk menemukan riak dusta disana. Namun mata tak berdusta.

Tetap saja kalimat itu keluar dari sela bibirnya, "Sudah berapa perempuan yang menerima ucapan seperti itu darimu ?"

Lelaki tetap menatap. Perempuan tetap mencari. Senyap membekukan waktu.

"Bersamamu aku harus berjuang mencari kata-kata yang tepat. Bahkan memakai kata-kata yang tak pernah terpikir akan kuucapkan untuk perempuan manapun. Kata-kata terpantas untuk menceritakan perasaanku padamu. Namun disana.. kau dengan keangkuhanmu, selalu siap menyanggah tiap-tiap kata. Seburuk itukah aku ?" Kalimat-kalimat mengalir pelan. Tiada penekanan, pun intonasi berlebihan. Tapi Perempuan mampu mengerti tiap kata. Tidak. Perempuan tidak mengerti. Hatinya yang mengerti.

Alam bersabda, hampir setiap Hawa dapat dengan mudah didustai. Bahkan terkadang, memang suka didustai. Namun alam pun menentukan kehalusan dan kepekaan hati mereka. Peka terhadap kebenaran. Terhadap hal-hal yang tulus. Kontras dan unik. Applause untuk Sang Kreator.

Perempuan mendekat, menyentuh pipi Lelaki. Bersambut pelukan. Dalam diam. Tanpa kata. Tanpa napsu. Hanya diam. Lelaki sudah mendapatkan jawabannya.

"Aku ingin kau berhenti melukai dirimu, Perempuanku. Tubuhmu adalah tubuhku. Sakitmu adalah sakitku. Kerapuhanmu menusuk jantungku. Aku inginkan kau berdamai dengan dirimu."

Menangis.

Senyap.

Akupun ingin...
still me @ 1:44 PM and your 0 comments

February 17, 2004
valentijn.. :)
~scroll kebawah. ada update tanggal 18 Feb 2004~

sebelomnya.. happy valentine dulu ahhhhh...
buat semuahh..
semoga harimu bahagia.. :)

mo crita-crita. tentang kemaren-kemaren.

btw, gw GA PACARAN sama I@n !! ya ampun, tolong yah buat yang pada konfirmasi ke gw... itu dibaca dulu isinya baru nuduh. I@n itu temen gw. dan jelas-jelas disitu ada tulisannya gw promosiin dia as a High Quality Jomblo. :) dan itu foto diambil skitar 1m dari tempat pacar sayah duduk. :)

yah dah.. mulai ah reviewnya.

Jumat, 13 Feb 2004
Gw ke acara Siraman anaknya bos gw. namanya Asti. ada yang kenal? alumni FEUI angkatan 98. yahdah kalo ga ada yang kenal.



Minggu, 15 Feb 2004
tidur.


Senin, 16 Feb 2004
something happened. so sorry for everything. for every hurted heart. but everything's ok now. thx to ur kind heart. and specially to Almighty God.

jadi pengen nyanyi dulu bentar..
...Never gonna forget every single thing you do..
When loving you is my finest hour..
Leaving you, (will be) the hardest day of my life...




hari ini.. gw kedinginan di kantor. agak meriang. tadi malem keujanan.
ke dokter, gw diboongin susternya, taunya dokternya ga praktek hari ini. gw juga sih bego, ga liat jadwalnya.
still me @ 1:45 PM and your 0 comments

February 12, 2004
i am me.
nothing.
still me @ 12:43 PM and your 0 comments

February 11, 2004
still me @ 5:52 PM and your 0 comments

February 10, 2004
No Me Dejes :)
no me dejes, no me dejes, no me escuches, si te digo, "no me ames.."
(JLo&MarcAnthony)


Hmmm.. sebelum mulai menjelaskan buat siapa kata-kata ribet yang gw copy, tus paste diatas ini *yang penting ngerti artinya*, gw mau berterimakasih yang bilang postingan sebelum ini bagus. Yang bilang jelek ga ada sih.. :D Tapi gw tetap berterimakasih juga kalau ada yang bilang jelek, biarpun cuma dalam hati. Ada perhatian kan tandanya?

Anyway, jika ada yang bertanya itu postingan true story atau bukan, let's say, ada bagian yang true, ada bagian yang imajinasi semata.

Tus..tus.. itu postingan juga buat manasin-manasin Suami. Ceritanya ada kontes menulis di salah satu majalah woman lifestyle di Indonesia. Gw pernah bilang ke Suami kalo gw pengen ikut juga. Dan ternyata dia juga pengen ikut. Tus one day, gw baca di weblog nya, katanya dia mentok. Ya udah, gw iseng bikin pendek buat manas-manasin Suami. Then.. ternyata kemaren mood nya balik dan dia mau nerusin. Tema yang dia ambil sih udah jadi keahlian dia sih.. :D
Saking kekeuh pen nerusin critanya, Suami nih sampe ga mo kluar rumah pas malming loh.. Padahal kan, gw mo ngajak elu jalan-jalan ke Bogor.. :D

Malming kemaren, gw berduan sama Mr. High Quality Jomblo di lantai 2 rumahnya. Ohh.. yesss...!


Heheh.. gw akhirnya jadi juga ke Bogor. Ke rumah I@n! Awalnya pengen brangkat siang-siang. Tus, di rumah gw ada pengajian. Ga enak aja keluar rumah pas lagi rame gitu. *ngeles* sebenernya juga lagi marathon makan eskrim. *senyum bangsat sama pacar*
jadinya gw brangkat jam 4 sore. Singgah sebentar makan Soto Kudus depan gang rumah gw. Enak loh.. Selaen enak, juga bersih dan murah. Yang di Depok, cobain deh..
Dari situ, gagah berani menuju stasiun Pondok Cina, beli karcis, nunggu kereta di peron, samping tukang jualan CD bajakan. Lagunya enak-enak euy.. ...dirimu begitu.. berarti untukku.... satu lagu.. dua lagu.. lima lagu.. tujuh lagu.. Buset! Keretanya belom dateng juga! Sementara kereta ke arah Jakarta sudah berkali-kali lewat. Then there it was. Ada juga kereta yang nongol dari arah Jakarta. Penuh! Ga ngerti juga mau naek dari sebelah mana. Akhirnya memutuskan untuk.. menunggu lagi kereta berikutnya.
Eh, tus gw liat Hanny. Temen serumah dulu. Masih sama pacarnya, Iwan. Hanny dulu sama gw sering ketuker pacar. Gara-gara mantan co gw sama si Iwan luarbiasa mirip. Nah, kemaren itu jadinya ngobrol-ngobrol sebentar, update2 gosip, tus, gw balik lagi ke tempat nunggu gw.
Dateng lagi satu kereta. Senangnya hatiku.. karena suasana bete sudah mulai membayang di sekitar gw. Duh, tnyata, kyetanya penuh lagi. :( Yasut, akhirnya milih naek angkot aja.
Masih dengan gagah berani, ke terminal bis Depok, naek angkot ke Bojonggede, separoh jalan baru sms I@n. I@n nelpon akhirnya. Denger ekspresi I@n waktu gw bilang naek angkot ke BjgGd, gw jadi berfirasat salah jalan. Tapi tetep, gw jalan aja terus ngikutin instruksi I@n.
Tadi mulainya jam 4 yah? Nah.. Jam 9 lewat akhirnya gw nyampe di rumah I@n. Jam 9! Dan menemukan bahwasanya rumah I@n lebih deket ke Citeureup. Which mean, daritadi tuh gw muter banget.. :D
yahdah..
Di I@n, gw diajak ke di lantai 2 nya*cool place, sayang gw ga dikasih liat feature pick ur nose here >:)*. I@n, adek loe ganteng deh.. *grins*. Disitu transfer foto, cepet juga euy.. tus turun ke bawah lagi. Asalnya udah mo langsung pulang, tapi tus ditawarin martabak. Makan dulu ah.. abis makan martabak, foto-foto! *its a must!*. I@n sbenernya mo ngajak makan tuh kalo masih maleman lagi pulangnya. Tapi gw harus buru-buru pulang sbelom jadi Upik Abu. Hik..hik.. Besok-besok gw tagih janji loe Yan!
Ehyah, kumpu-kumpul berikut di rumah I@n aja yuk.. Adem lohh...
Gw tus dikasih tau jalan pulang yang lebih deket sama I@n, eh sama temennya I@n deng. Namanya Hendra. Kencannya I@n deng.. :D Jalannya lebih lancar. U know what? Sejam kemudian, gw udah di kamar gw, siap-siap tidur. Duh.. kebayang aja, lama banget jalan gw tadi.
Makasih I@n !!

Ohyah, ini Free-Ad
I@n nih High Quality Jomblo beneran loh. Dan skarang lagi nyari pacar. Gw yang jadi cheerleader-nya nih.. Go I@n.. Go I@n..
Ada yang berminat? Anak pertama, siap nikah lagi. And.. pretty tempting booo... :) Sok atuh ke site dia. Mo nomer HP? Mo alamat/tlp rumah? Mo nanya-nanya? Sini ke gw aja. :)
*Maap I@n, sebagai cheerleader yang baek, gw merasa kudu mempromosiin elu, biar mau cepet-cepet punya pacar.. *



Minggu pagi, gw gereja jam 9 pagi, sesiangan di rumah, tus jam 4 sore keluar lagi, nonton LOTR. Karena kemaren ga kesampean naek kereta, akhirnya hari minggu itu pergi naek kereta. Gw norak deh nonton LOTR. :D Selama ini gw nonton LOTR 1&2 dengan cara yang aneh. LOTR 1 gw nonton CD nya, hadiah dari ProXL sebagai pelanggan premium. Nontonnya di kompie Epino, actually, gw tidur waktu itu, gara-gara nangis. LOTR 2, gw nonton dalam perjalanan Surabaya-Denpasar, tengah malem di mobil travel. Berakhir dengan gw ketiduran juga. Baru LOTR 3 gw nonton di Bioskop, terjaga dari awal sampe akhir.
Ohyah, pada ngomen dimana-mana soal tokoh yang disukai. Gw sih tetep Legolas. :D Biar bagaimanapun, dia itu ganteng! Tapi masa seh, si Orlando itu gay? Hmm... buat gw, dia.. apa yah? Kalo liat dia, gw bisa nahan napas gw sepersekian detik. Yahh.. dibawah Brad Pitt lah itungannya. Soalnya gw pernah ngitung nahan napas 5 detik liat Brad Pitt.

Pulang nonton, nongkrong di teras rumah, sama seperti tadi malem juga, bahas ini itu, ketawa, diem-dieaman, pusing, *MuahMuah*, bobo dehhh.... :)

Buat Lhukie *gw ga bisa ngomen di elu, tapi ini buat elu* :
mmm.. yang penting sayang Kie.
Bunga dalam botol atau kata-kata indah hanya pemanis saja.
every single second we spent, even if its the time when we're yelled on each other like hell, it's still a beautiful and romantic event.
at least, gw dan Lelaki gw berpikir sperti itu.


Nih personal apologize.
Maaf, buat yang deg-degan dengan isi postingan kemaren. Ugh.. kamu gimana sih ? Only U, can see the real me. :)
Kalimat diawal postingan itu buat kamu.
Trimakasih untuk tetap ada. :)
still me @ 10:45 AM and your 0 comments

February 06, 2004
RAPUH
Perempuan menggeliatkan badannya. hmm... sudah pagi.. Terbangun oleh suara selularnya. Ada SMS masuk. Di layar tertera profil pengirimnya. Membaca. Bingung terdiam. Sejurus kedepan akhirnya mengerti. Si Pengirim salah mengirimkan pesan, entah disengaja atau tidak. Isinya kira-kira tentang sebuah cerita buat si Yang Harusnya Menerima. Dan si Pengirim ingin membantu si Yang Harusnya Menerima untuk finishing touch nya.
Sederhana. Sayangnya, Perempuan tau, untuk siapa seharusnya pesan itu dikirimkan.

Aku tidak mengerti, Tuhan.., bisik hati perempuan. Lelaki masih saja seperti ini. Lelaki tidak berhenti. Lelaki pernah berbicara tentang jiwa Perempuan, imaji yang dibangun tentang seorang yang mampu berkorban demi cinta. Sayang, Perempuan adalah rapuh. Namun untuk tiap kerapuhan yang terkuak, Lelaki terus mengasah Perempuan untuk menjadi lebih kuat lagi. Lebih siap jika di suatu saat harus berkorban.

Seperti mengasah pisau. Agar mampu menebas segala akar yang melintang menuju nirwana. Satu hal terlupakan oleh Lelaki. Pisau yang tajam pun mampu melukai. Seperti akhir-akhir ini. Perempuan semakin kuat dan semakin siap melindungi dirinya dengan pisau yang telah terasah tajam itu. Untuk setiap hal yang dirasakan mengancam hatinya, Perempuan mulai membabibuta menebaskan pisaunya. Seringkali mengenai Lelaki. Membuat Lelaki ikut terluka. Hey Lelaki, ini pisau yang kau asah..

Selular di tangan Perempuan kembali mengeluarkan suara. Sudah mandi belum? Mungkin pesan ini untukku, pikir Perempuan. Mungkin.
Rasa dingin mulai menjalar dari ujung jari-jari kakinya. Perlahan hingga dia merasa sedingin es. Letih melepaskan perih yang tiada terlihat.
Apa ini ganjaran dari Tuhan atas salahku semalam? Karena aku bertemu dengan Seseorang? Ah.. akupun tak sengaja bertemu dia. Atau mungkin karena aku masih menyimpan rasa gugup untuk Seseorang? Hanya gugup. Bukan cinta.

Semalam, di sebuah toko pakaian di Menteng, Perempuan bertemu Seseorang. Dia yang selalu mampu menghasilkan perasaan gugup dalam diri Perempuan. Dia yang menyentuh lembut bahu Perempuan dan bercakap, walau rasa gugup masih ada disana.
"Tisha, apa kabar ?" Sapanya ringan. Seseorang masih menyebut Perempuan seperti itu.
"Baik ... apa kabar Cwork ?"
Tergelak, "Anak Kecil.. Kamu masih saja memenggal namaku dengan cara yang aneh."
Karena kaupun demikian
"Aku baik. Hanya sibuknya yang ngga ketulungan. Papa mulai berhenti dari urusan politiknya. Tahun inipun ngga mencalonkan diri lagi di legislatif. Too bad, aku yang disuruh mengikuti jejaknya. Senjata Papa selalu sama, siapa lagi anaknya yang akan seperti dia ? Tahu sendiri, Nucha di Vancouver sekarang. Padahal, kamu masih ingat cita-citaku dulu kan ? Aku hanya ingin jadi Tukang Kebun !" Tergelak kembali

Perempuan teringat. Limabelas tahun. Lama. Tapi Perempuan masih teringat. Dan terkagetpun. Seseorang masih mengingatnya juga.
Masa itu, Seseorang pertama kali menemukan Perempuan di halaman rumahnya, sedang menunggu adik Seseorang yang disebut sebagai Nucha. Semula memanggil Perempuan dengan sebutan Anak Kecil. Mungkin karena perbandingan ukuran tubuh. Atau juga karena Seseorang saat itu memakai seragam putih abu-abu sedangkan Perempuan memakai putih biru.
Selanjutnya menyuruh Perempuan menyebutkan nama lengkap dan akhirnya mengambil nama terakhir Perempuan, memenggal dengan sukses menjadi sebutan yang dipakai untuk memanggil Perempuan hingga saat ini. Setelah mempunyai sebutan untuk Perempuan, Seseorang mulai bercerita tentang pohon mangga di halaman itu. Tentang jenisnya, kerabat-kerabatnya, keunikannya dan akhirnya memberi sebuah untuk Perempuan. "Buat bekal di sekolah, dari tukang kebun untuk putri bangsawan.." Perempuan tersipu. Seseorang menerangkan arti nama Perempuan yang diambil sebagai sebutan oleh dia. Ternyata arti nama terakhir itu memang putri bangsawan.

".... Yaaa... dan akupun akhirnya memang harus tetap kembali kesana. Kamu punya keinginan untuk kembali ?"
Perempuan terseret kembali ke tengah toko pakaian itu. Masa sekarang. "Aku.. mungkin hanya kesana untuk berlibur."
"Waahh.. pasti punya pacar disini ? Kapan kamu akan menikah, Sha ? Audy sudah. Giliran kamu sekarang. By the way, aku melihatmu di pesta pernikahan Audy. Tapi aku rasa kamu bersama pacarmu waktu itu. Kamu bahkan membuang muka waktu melihatku. Takut ketahuan pacarmu yah ?" Tersenyum menggoda. Senyum itu..
Apakah kau tahu, aku membuang muka demi menyembunyikan kegugupanku ?
"Ah.. kamu kapan akan berhenti menggodaku setiap kali kita bertemu ? Aduh Cwork.. aku harus pergi, harus bawa tugas kantor ke rumah atasanku. Aku pergi ya.."
Tergelak kembali, "Hati-hati di jalan. Aku akan meneleponmu. Mungkin aku akan berpikir untuk berhenti menggodamu. Atau mungkin takkan pernah. Take care Princessa !"

Perempuan berlalu. Mengerjakan apa yang harus dikerjakannya malam itu. Kemudian pulang. Sebelum benar-benar sampai ke rumah, Perempuan berbagi tawa sebentar dengan Lelaki lewat hubungan telepon. Berakhir dengan janji Lelaki akan mengirimkan SMS yang ditunggu semalaman hingga akhirnya datang SMS yang salah alamat itu.

Perempuan kemudian menyempatkan diri menghubungi Sahabat. Bercerita tentang pertemuan dengan Seseorang.
"Dia matahari. Sudah sepantasnya bulan bersanding dengan matahari. Matahari mampu membuat bulan bersinar. Apa gunanya bulan merindukan pungguk ?" Kata-kata Sahabat menusuk hati Perempuan. Terluka, langsung memutuskan pembicaraan.
Lelaki adalah yang terbaik bagiku saat ini, pikir Perempuan tadi malam. Tadi malam. Bukan pagi ini. Pagi ini, saat ini telah menjadi saat lalu.

Berbagai pikiran bertentangan di batin perempuan. Mencoba meraba sakit itu. Sepertinya di dada. Tapi.. bukan.. bukan disitu. Seperti ada yang mendesak dari arah ulu hati, menggumpal di lorong-lorong rongga dada dan akhirnya berkumpul di tengah-tengah. Berdesak-desakan disana. Namun tetap, sakit itu tiada terlihat.
Perempuan terdiam. Berusaha mengosongkan pikiran. Supaya tenang. Supaya menjadi tenang. Supaya menjadi lebih tenang.

Aku tidak pernah ingin menjadi pisau. Aku rapuh. Hey Lelaki, ingatkah saat aku mendoakanmu malam itu ? Itu bagian dari rapuhku. Hanya rapuh yang mampu berkorban. Biar terus menjadi rapuh. Tak ingin menjadi tajam dan melukai. Aku senyap. Akan senyap. Senyap dalam kerapuhan. Rapuh dalam kesenyapan...

Suara Sting dari compo masih mengalun.
I have stood here before inside the pouring rain.. with the world turning circles running round my brain.. I guess I'm always hoping that you'll end this reign.. But it's my destiny to be the king of pain.."

Perempuan membuka laci, mengambil sebutir obat, menelannya.
still me @ 12:23 PM and your 0 comments

February 05, 2004
Near You Always
Please don't say I love you
Those words touch me much too deeply
And they make my core tremble
Don't think you realize the power you have over me
And please don't come so close

It just makes me want to make you near me always

Please don't kiss me so sweet
It makes me crave a thousand kisses to follow
And please don't touch me like that
Makes every other embrace seem pale and shallow
Please don't look at me like that
It just makes me want to make you near me always

Please don't send me flowers
They only whisper the sweet things you'd say
Don't try to understand me
Your hands already know too much anyway

It just makes me want to make you near me always

And when you look in my eyes
Please know my heart is in your hands
It's nothing that I understand, but when in your arms
You have complete power over me
So be gentle if you please, 'cause

Your hands are in my hair, but my heart is in your teeth
And it makes me want to make you near me always

I want to be near you always
I want to be near you always
I want to be near you always
(Jewel)
still me @ 10:35 AM and your 0 comments

February 03, 2004
=walk on=
i'm fine now.
thx buat :
arie untuk tari perutnya..
prazz untuk virtual hugs nya
hunny untuk wise thinking nya *tumben loe ta*
ganda untuk suaranya *lirik mbak ika.. adeknya buat om ini aja.. :p*

buat tee: mmhh... ya ya.. semoga..
still me @ 6:23 PM and your 0 comments

=walk off=
mengacaukan pagi.
sedih.
still me @ 10:33 AM and your 0 comments

leon!E ~ Jan'2006